Portal Informasi Kuliah di United Kingdom

Beberapa hari yang lalu saya sering sekali berselancar di dunia maya untuk mencari informasi tentang Universitas-Universitas di Luar Negeri. Tentunya supaya bisa merencanakan dari awal bila memang ingin melanjutkan kuliah di Luar Negeri kelak. 

Beruntung, saya menemukan sebuah situs yang sangat bagus (http://www.educationuk.org). Ini merupakan sebuah situs untuk mencari segala informasi tentang perguruan tinggi di UK. Secara umum, antarmukanya sangat memudahkan. Dan hampir semua informasi yang dibutuhkan bisa ditemukan di situs tersebut. Misalnya, berbagai tips untuk hidup di UK beserta budayanya, pula, mengenai berapa uang beasiswa yang ditawarkan dan jumlah mahasiswa yang diterima.

Ada beragam hal yang bisa kita peroleh bila bisa kuliah di UK. Tapi bagi para pecinta Liga Primer Inggris, bisa melanjutkan kuliah sembari menikmati klub idolanya bertanding tiap akhir pekan akan menjadi suatu pengalaman hidup tersendiri. Selain itu, melihat pentas opera ataupun belajar mengenai budaya kerja disana juga bisa menjadi ingatan indah tersendiri yang tidak banyak orang bisa memperolehnya. Hal tersebut pula yang menjadi daya tarik tersendiri bagi para calon mahasiswa yang ingin melanjutkan kuliah di UK.  

Tapi sayang, walaupun akses untuk kuliah di Luar Negeri sangat banyak. Tetapi, masih jarang sekali para mahasiswa di Indonesia yang berkeinginan untuk melanjutkan kuliahnya di Luar Negeri. Dengan berbagai alasan tentunya. Mungkin juga masih alasan klasik, uang. 

Ya, memang tidak bisa dimungkiri itu measih menjadi momok bagi sebagian mahasiswa untuk berkuliah. Boro-boro untuk membiayai kuliah di Luar Negeri, membiayai kuliah di dalam negeri saja masih sulit. Tapi, semoga dengan banyaknya akses mengenai informasi beasiswa, suatu hari akan lebih banyak mahasiswa dari Indonesia yang (setidaknya) berkeinginan untuk melanjutkan kuliahnya di Luar Negeri. Sehingga, mutu serta kualitas Sumber Daya Manusia Indonesia akan terus meningkat. 

Dinamika Sosial Media

Udara pagi ini terasa begitu sejuk, tak seperti hari-hari sebelumnya yang selalu mendung. Saya paksa tubuh ini untu senantiasa bangkit dan bergerak mengikuti arus kehidupan yang berjalan begitu cepat. Menghamparkan muka di depan laptop sudah seperti menjadi kebiasaan. Kebiasaan buruk mungkin? Tak terasa bulan November mulai menampakkan batang hidungnya, mulai berdendang memastikan manusia untuk ingat tidak lama lagi Tahun Baru.

Tak kuasa tangan ini untuk tetap diam, seakan menyuruh untuk menulis beberapa kalimat kecil sambil berlatih membuat tulisan yang baik dan benar. Saya melihat betapa generasi sekarang sudah menjadi begitu rapuh. Benar-benar rapuh. Saya beruntung dulu pernah sekolah di Yogya, tempat yang mengajariku banyak hal tentang hidup, walau masih kecil tapi disana pola pikirku digembleng sedemikian rupa.

 Tidak seperti anak-anak sekarang, berlabel generasi “Z”. Ketika ada hal-hal kecil langsung dituliskan di social media. Bahkan untuk hal yang tidak penting sekalipun. Sosial media sudah menjadi seperti “candu” layaknya rokok atau ganja, mungkin lebih buruk dari itu atau malah sebaliknya. Saya tidak menyalahkan mereka, tidak juga membenarkan. Ini semata hanya pendapat mengenai gejolak yang terjadi disekitar.

 Benar bahwa mereka masih anak-anak. Saya pun pernah merasakannya. Tapi alangkah baiknya dunia sekitarnya juga bisa menjadi pembimbing. Terutama guru maupun orangtua. Seharusnya mereka bisa melihat hal ini sebagai sebuah “masalah”. Tidakkah mereka melihatnya demikian? Seorang anak yang masih belasan tahun, menghabiskan 6-8 jam hanya untuk di social media dan yang lebih parah, mereka membahas omong kosong. Tidakkah lebih baik kalau ada pengarahan dari guru Bimbingan Konseling di sekolah bagaimana baiknya untuk mengatur waktu atau untuk berhubungan di social media.

 Dikarenakan usia dan emosi mereka yang masih labil. Adakalanya hal-hal yang tidak diinginkan terjadi. Sudah banyak buktinya, atau seharusnya para guru-guru bisa melakukan pengawasan pada mereka tanpa merasa diawasi. Peranan orang tua juga sangat penting dalam hal ini. Hal ini hanya semata agar mereka bisa melakukan hal yang positif ketika menggunakan sosial, yang memang sebenarnya banyak hal baik yang bisa diambil. Misalnya untuk belajar bahasa, untuk saling berdiskusi di dalam grup, dan lain lain.

 Tidakkah guru-guru itu berpikir bahwa dengan membuat grup ekslusif di social media, mereka bisa berdiskusi mengenai pelajaran menjadi lebih menyenangkan. Para guru juga bisa lebih mendekatkan diri kepada murid dengan masih dalam batas wajar. Tidakkah mereka memikirkannya. 

 

Kaitan Tulisan dan Emosi seorang Penulis

“Menulislah dan Rubah Dunia ~ Anonim”

Semenjak saya sering membaca berbagai tulisan dari buku, koran maupun novel. Terutama tulisan-tulisan “baik” yang banyak bertebaran didalamnya. Ada hal yang terus terngiang dalam pikiran dan coba untuk saya terjemahkan. Apakah tulisan dan pemilihan kata yang diambil dan dituangkan ke dalam sebuah tulisan berhubungan langsung dengan kualitas emosi dan kepribadian si penulis tersebut? Mungkin secara bebas kita bisa mengatakan “Ya”.

Saya menemukan ini ketika saya mencoba untuk melihat lebih jauh dari berbagai sudut pandang tentang berbagai tulisan. Andrea Hirata dengan novel larisnya, Pak Made Andi seorang dosen UGM, Pakde Romi Satrio dengan label “Brainmatic”-nya, juga Habbiburahman El-Shirazy dengan novel religiusnya. Maupun dari berbagai tulisan bebas yang ada di social media dan koran harian.

Ada “sesuatu” disana. Seolah ada sebuah pesan tak tersirat dan juga ungkapan emosi yang coba disampaikan oleh si penulis. Benarlah kiranya bahwa tulisan dengan kata-katanya lebih hebat dari sebilah pisau paling tajam sekalipun. Dengan kata, seorang yang tua renta bisa mengubah dunia. Dengan tulisan, seseorang bisa membangkitkan sebuah semangat yang membara untuk melawan penjajah dan mendirikan Negara baru. Hebatlah seseorang yang bisa merangkai huruf demi huruf menjadi seuntai kata, dari seuntai kata mengayam sebuah kalimat anggun menjadi sebuah tulisan hebat. Sudah banyak bukti sahih yang membuktikan.

Marilah kita sebagai bangsa Indonesia mulai untuk melakukan perenungan. Memulai untuk menulis tulisan baik yang dengannya melahirkan sosok-sosok pemimpin dan Agent of Change bagi kalangan sekitarnya. Tidak hanya rajin untuk turun ke jalan dan melakukan orasi, tetapi melakukan hal yang lebih memiliki kekuatan. Dengannya kita bisa membuat sebuah perubahan secara edukatif.

Sajak pagi ini

Ya, ini bukan antara siapa dan siapa

Kau bukan siapa ataupun apa

 

Ini bukan tentang kau ada untukku

Juga bukan sebaliknya

Bukan juga tentang cinta tak bersyarat

Atau tidakkah ada uang untuk cinta

 

Ini juga bukan tentang cinta tak memiliki

Atau juga tentang sebuah pengorbanan

 

Kau ada juga ada yang mengadakan

Pun bukan untukku

Adanya engkau karena-Nya

Pun akan kembali kepada-Nya

 

Aktu tidak bisa berucap

Menjadi saksilah kemampuannya

Bukan karena aku

Bukan juga karenamu

 

Karena ada kisah dibalik itu

Kisah pedih, duka, suka maupun bahagia

 

Melihatkah kau disana

Melihatku berjuang

Tidakkah engkau melihat

 

Ya, ini bukan tentang itu semua

Cinta hanyalah keadaan semu

Dan bila esok bisa menjelang

Kan kudamba engkau disisiku

Andai waktu bisa berulang

Semua kesempatan takkan ku cela

 

 

Tapi, hidup harus terus berjalan.

 

Menggapai indah dunia dan impian

 

Sincerely Yours

🙂